Senin, 19 Desember 2011

Menhir Zaman Megalitikum

Menhir atau batu tempat pemujaan arwah pada zaman megalitikum ditemukan di Dusun Senila, Desa Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Batuan yang ditemukan warga di Dusun Senila merupakan salah satu bentuk menhir atau batu pemujaan peninggalan zaman megalitikum atau zaman batu besar.

“Dua menhir ini sangat simetris dengan mata angin yaitu mengarah tepat utara-selatan dan timur-barat,” kata Staf Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Purbalingga, Adi Purwanto di Purbalingga, Jumat.

Menurut Adi Purwanto , menhir yang menghadap simetris dengan arah mata angin juga pernah ditemukan di Kabupaten Limapuluhkota (Sumatera Barat), Pasemah (Sumatera Selatan), dan Toraja (Sulawesi Selatan). Akan tetapi, kata dia, menhir yang ada di tiga daerah itu ditempatkan berdiri tegak sedangkan di Dusun Senila diletakkan dengan posisi tertidur.

Dari hasil penelitian, lanjutnya, batu tersebut tidak terjadi secara alami tetapi merupakan bentukan manusia. Adi Purwanto mengatakan, hal tersebut terlihat dari goresan-goresan pada lekukan batu maupun letak batu yang sangat simetris dengan mata angin. “Kemungkinannya sangat kecil kalau itu alami,” katanya.

Selain meneliti bentuk fisik dua buah batu yang menyerupai pocong tersebut, kata dia, Disbudparpora juga berupaya mengetahui seluk beluk batu itu lebih jauh. “Masyarakat setempat menyebutnya dengan kuburan barat yang berarti kuburan angin ribut karena tak jauh dari lokasi temuan terdapat kuburan yang dikeramatkan. Ada hubungan yang erat antara keberadaan batu pocong itu dengan kuburan barat ini,” katanya.

Dalam hal ini, kata dia, batu menhir berbentuk pocong itu sengaja dibuat masyarakat prasejarah untuk melindungi diri dari serangan angin ribut karena di wilayah ini terdapat bukit besar. Jika angin besar datang dan membentur bukit itu, lanjutnya, maka angin akan terjebak di bawah bukit sehingga merupakan bencana bagi masyarakat yang tinggal di daerah bawah perbukitan itu.

Batu berbentuk pocong ini ditemukan secara tidak sengaja oleh warga RT 2/RW 15 Desa Tunjungmuli awal Agustus lalu. Sebelum ditemukan, sejumlah warga di Desa Tunjungmuli mendapat informasi oleh warga Jawa Barat yang biasa mencari batu-batu api (batu untuk perhiasan, red.) bahwa di sekitar desa itu itu terdapat batu yang ada isinya. Setelah dicek, ternyata ditemukan batuan yang menyerupai pocong ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar