Senin, 19 Desember 2011

11 Peninggalan Zaman Prasejarah INDONESIA

pada zaman dahulu,tidak ada tekhnologi,tidak seperti sekarang,kini manusia hidup dengan kemewahan,yg tidak ada habisnya,maka dari itu marilah kita kembali ke zaman dahulu,dimana benda,benda yg digunakan terbuat dari tulang dan batu,
pada zaman dahulu,banyak manusia itu menganut animisme dan dinamisme atau yg sering disebut sebagai,kepercayaan roh nenek moyang,namun zaman kezaman kepercayaan itu mulai musnah dimakan zaman,sehingga banyak agama,seperti islam,nasrani,budha ,hindu,nah kali ini saya akan terangkan beberapa peninggalannya..


1.KAPAK GENGGAM
disebut kapak perimbas ,tehnik,pembuatan masih kasar dan digunakan dengan cara digenggam


2.ALAT SERPIH
batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam,yg dibentuk menjadi tajam & berfungsi sebagai serut,gurdi,penusuk dan pisau


3.SUMATRALITH
atau kapak sumatra,pembuatannya lebih halus dibanding kapak genggam

4.BELUNG PERSEGI
alat yg bentuknya memanjang dan perseg,digosok halus,untuk yg besar sebagai cangkul,dan yg kecil digunakan untuk pengukir rumah

5.KAPAK LONJONG
bentuk lonjong dan halus ,digunakan untuk memburu,dan memotong kayu

6.MATA PANAH
sudah jelas digunakan untuk memburu dan menangkap ikan,jenis mata panah ada yg dibuat dari batu ,dan dibuat dari tulang

7.GERABAH
digunakan untuk menyimpan wadah

8.MEGALITH
MEGA(besar) LITH(batu),berarti batu besar ..jenis megalith adalah

-menhir : tempat pemujaan roh nenek moyang
-dolmen : tempat untuk persembahan arwah leluhur
-sakrofagus : kubur batu
-kubur peti batu : peti kubur
-waruga : kubur batu,namun atapnya,atap rumah
-pundak berundak : tempat tanjakan kecil sebagai pemujaan roh,disetiap tanjakan pasti ada menhir
-arca : megalith berupa gambar binatang dan manusia


9.NEKARA PERUNGGU
alat bunyi-bunyian mirip genderang,NEKARA Kecil disebut moko

10.KAPAK PERUNGGU
kapak sebagai alat kebesaran dan upacara

11.BEJANA PERUNGGU
benda seperti gitar spanyol namun tak bertangkai...

Menhir Zaman Megalitikum

Menhir atau batu tempat pemujaan arwah pada zaman megalitikum ditemukan di Dusun Senila, Desa Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Batuan yang ditemukan warga di Dusun Senila merupakan salah satu bentuk menhir atau batu pemujaan peninggalan zaman megalitikum atau zaman batu besar.

“Dua menhir ini sangat simetris dengan mata angin yaitu mengarah tepat utara-selatan dan timur-barat,” kata Staf Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Purbalingga, Adi Purwanto di Purbalingga, Jumat.

Menurut Adi Purwanto , menhir yang menghadap simetris dengan arah mata angin juga pernah ditemukan di Kabupaten Limapuluhkota (Sumatera Barat), Pasemah (Sumatera Selatan), dan Toraja (Sulawesi Selatan). Akan tetapi, kata dia, menhir yang ada di tiga daerah itu ditempatkan berdiri tegak sedangkan di Dusun Senila diletakkan dengan posisi tertidur.

Dari hasil penelitian, lanjutnya, batu tersebut tidak terjadi secara alami tetapi merupakan bentukan manusia. Adi Purwanto mengatakan, hal tersebut terlihat dari goresan-goresan pada lekukan batu maupun letak batu yang sangat simetris dengan mata angin. “Kemungkinannya sangat kecil kalau itu alami,” katanya.

Selain meneliti bentuk fisik dua buah batu yang menyerupai pocong tersebut, kata dia, Disbudparpora juga berupaya mengetahui seluk beluk batu itu lebih jauh. “Masyarakat setempat menyebutnya dengan kuburan barat yang berarti kuburan angin ribut karena tak jauh dari lokasi temuan terdapat kuburan yang dikeramatkan. Ada hubungan yang erat antara keberadaan batu pocong itu dengan kuburan barat ini,” katanya.

Dalam hal ini, kata dia, batu menhir berbentuk pocong itu sengaja dibuat masyarakat prasejarah untuk melindungi diri dari serangan angin ribut karena di wilayah ini terdapat bukit besar. Jika angin besar datang dan membentur bukit itu, lanjutnya, maka angin akan terjebak di bawah bukit sehingga merupakan bencana bagi masyarakat yang tinggal di daerah bawah perbukitan itu.

Batu berbentuk pocong ini ditemukan secara tidak sengaja oleh warga RT 2/RW 15 Desa Tunjungmuli awal Agustus lalu. Sebelum ditemukan, sejumlah warga di Desa Tunjungmuli mendapat informasi oleh warga Jawa Barat yang biasa mencari batu-batu api (batu untuk perhiasan, red.) bahwa di sekitar desa itu itu terdapat batu yang ada isinya. Setelah dicek, ternyata ditemukan batuan yang menyerupai pocong ini.

Ciri Kehidupan – Zaman Batu

Zaman Batu, sekarang sudah bukan zaman itu lagi. Karena sekarang sudah zaman modern. Zaman yang serba maju. Di masa sekarang tentu kita mempelajari masa lalu, termasuk untuk sejarah kita mempelajari tentang zaman batu seperti zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum.

Oke, sekarang mari kita sama-sama mempelajarinya dengan membaca kutipan di bawah ini. Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini seperti yang tadi blogiztic.com saya katakan dapat dibagi lagi atas:
  1. Zaman Paleolitikum
  2. Zaman Mesolitikum
  3. Zaman Neolitikum
  4. Zaman Megalitikum
Dan sekarang saya akan membahas lebih lanjut tentang Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua). Zaman batu tua (Paleolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu blogiztic.com makanan tingkat sederhana. Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Erectus yang terdiri. Zaman batu tua bisa disebut paleozoikum. Paleozoikum atau sering pula disebut sebagai zaman primer atau zaman hidup tua berlangsung selama 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini seperti mikro organisme, ikan, amphibi, reptil dan binatang yang tidak bertulang punggung. Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah:
  • Kapak Genggam, banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut “Chopper” (alat penetak/pemotong)
  • Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa: alat penusuk (belati), ujung tombak bergerigi
  • Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon,yang dapat digunakan untuk mengupas makanan.
Alat-alat dari tulang dan Flakes, termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan blogiztic.com buah-buahan. Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi :
  • Kebudayaan Pacitan
  • Kebudayaan Ngandong
Manusia pendukung kebudayaan
Pacitan: Pithecanthropus
Ngandong: Homo Wajakensis dan Homo soloensis.
Ciri-ciri Zaman Paleolitikum adalah:
  1. Jenis Manusia
  2. Berdasarkan penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup pada zaman Paleolitikum adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus paleojavanicus, dan Homo Soliensis. Fosil ini ditemukan di aliran sungai Bengawan Solo.
  3. Kebudayaan
    • Kebudayaan Pacitan
    • Pada tahun 1935, von Koenigswald menemukan alat batu dan kapak genggam di daerah Pacitan.Kapak genggam itu berbentuk kapak,tetapi tidak bertangkai. Kapak ini masih dikerjakan dengan sangat kasar dan belum dihaluskan. Para ahli menyebutkan bahwa kapak itu adalah kapak penetak.Selain di Pacitan alat-alat banyak ditemukan di Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Utara)
    • Kebudayaan Ngandong
    • Para ahli berhasil menemukan alat-alat dari tulang,kapak genggam, alat penusuk dari tanduk rusa dan ujung tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo. Selain itu di dekat Sangiran ditemukan alat sangat kecil dari betuan yang amat indah. Alat ini dinamakan Serbih Pilah, dan banyak ditemukan di blogiztic.com Cabbenge (Sulawesi Selatan) yang terbuat dari batu-batu indah seperti kalsedon. Kebudayaan Ngandong juga didukung oleh penemuan lukisan pada dinding goa seperti lukisan tapak tangan berwarna merah dan babi hutan ditemukan di Goa Leang PattaE (Sulawesi Selatan).

Penemuan Manusia Purba Di Indonesia

Kepulauan Nusantara sangat terkenal sebagai tempat penemuan fosil manusia purba. Tercatat ada 7 ( tujuh ) jenis fosil yang ditemukan di wilayah Nusantara. Kebanyakan ditemukan di pulau Jawa. Hal ini membuktikan bahwa Jawa merupakan wilayah Nusantara yang paling banyak di “kunjungi” oleh “ Manusia Purba “. Di luar Jawa memang juga ada namun tidak sebanyak di Jawa. Berikut adalah rangkuman dari Fosil-fosil yang ditemukan di Nusantara beserta Penemu, tempat penemuan serta tahun penemuannya yang diambil dari berbagai sumber :

No
Nama Fosil
Penemu
Tempat Penemuan
Tahun Penemuan
1.
Pithecanthropus Erectus
Eugene Dubois
Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat Ngawi
1891
2.
Homo Wajakensis
Von Reitschotten
Wajak, Tulung Agung
1889
3.
Homo Sapien Soloensis (Homo Soloensis).
Von Koenigswald dan Weidenreich
Ngandong Blora, Sangiran dan Sambungmacan, Sragen, lembah Sungai Bengawan Solo
1931 – 1934
4.
Homo Erectus
Eugene Dubois
Trinil, Ngawi
1890
5.
Homo Robustus
Von Koenigswald
Ngandong
1939
6.
Homo Mojokertensis
Von Koenigswald
Perning/Mojokerto
1936
7.
Meganthropus Palaeojavanicus
Von Koenigswald
Sangiran, Sragen
1941

Juragan Emas di Kediri Dirampok

KEDIRI, - Kejadian perampokan kembali terjadi di Kediri. Kawanan perampok yang diperkirakan berjumlah dua orang menyatroni toko emas Sido Mulyo di Jalan Raya Gringging, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri. Tak hanya menyikat emas, pelaku juga mencederai dua korbannya.

Informasi yang dihimpun suaramerdeka.com dari Surabaya, Kamis (24/11), menyebutkan, toko emas itu milik Ari Mashudi alias Ayik (41). Ayik tak sekadar kehilangan sejumlah barang perhiasan miliknya, dia juga mengalami luka bocor di kepala, karena dipukul pelaku dengan asbak rokok. Korban dilarikan ke RS Bhayangkara, Kota Kediri pascakejadian.

Tak hanya Ayik, istrinya yang bernama Muhin (38) menderita luka robek di kepala setelah dicelurit salah satu pelaku. Nilai kerugian akibat perampokan ini belum diketahui. Tapi, kabarnya, seluruh perhiasan yang dipakai korban dilucuti dan dibawa ngacir kedua pelaku.

Perampokan diperkirakan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB. Kedua pelaku masuk ke rumah korban melalui jendela, kemudian pelaku melukai korbannya. "Saya baru dengar ada orang berteriak maling-maling pada pukul 02.30 WIB. Saya pikir SD di depan rumah yang kemalingan. Ternyata toko emas milik Pak Ayik," ujar Ratna (37), tetangga korban.

Kasatreskrim Polres Kediri AKP I Wayan Winaya mengatakan, setelah menerima laporan kejadian itu, polisi langsung menuju ke TKP untuk melakukan olah TKP. Selain itu, polisi juga meminta keterangan sejumlah saksi.

Bawa Purel, Pegawai Samsat Digerebek

Kediri - Seorang oknum pegawai Kantor Samsat Kota Kediri dan pasangan selingkuhnya tengah menjalani pemeriksaan intensif di Unit Pengaduan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kediri Kota. Sebelumnya, mereka digrebek warga karena kepergok berduaan di dalam rumah.

Keduanya adalah M. Eko, berusia sekitar 34 tahun dan Dewi, seorang purel alias pemandu di tempat hiburan. Eko masih tercatat sebagai suami sah dari Retno (30) warga Kelurahan Ngronggo, Kecamatan Kota Kediri. Tetapi, mereka telah pisah ranjang.

Menurut pengakuan Tatik (50), ibu Retno, menantunya digerebek oleh warga pada Selasa (13/12/2011) sekitar pukul 23.00 WIB. Eko tertangkap basah berduaan dengan Dewi, yang diketahui tinggal di Kelurahan Bujel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

Keduanya sempat diarak warga menuju kantor Polsek Kota Kediri. Selanjutnya, mereka dilimpahkan ke Unit PPA Polres Kediri Kota. " Mereka memang telah pisah ranjang. Retno meninggalkan rumahnya, dan tinggal bersama saya," ungkap Tatik ditemui di Mapolres Kediri Kota, Rabu (14/12/2011) siang.
Informasi yang diperoleh Tatik, sejak pisah ranjang, para tetangganya kerap melihat Eko memasukkan seorang perempuan ke rumahnya. Karena keseringan, warga pun menjadi jengkel. Akhirnya, warga menggerebek keduanya dan diserahkan pada polisi

Tatik menambahkan, putrinya Retno menghendaki kasus itu dilanjutkan. Dengan harapan, Pegawai Negeri Sipil (PNS) baru itu bisa dikenakan sanksi sehingga jera. Tetapi, pihak keluarga Eko menghendaki bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Sampai saat ini, proses penyelesaian masih berlangsung.

Kasubbag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengungkapkan, kedua terlapor tengah dimintai keterangan secara intensif. Begitu juga dengan korban dan sejumlah saksi. "Kasus ini masih dalam penyelidikan," ujarnya.

Polresta Kediri Luncurkan Mobil Anti Penjahat

Kepolisian Resor Kediri Kota menerima bantuan lima unit mobil dari Mabes Polri. Mobil jenis sedan berkapasitas 2.000 cc ini diklaim mampu bergerak cepat memburu pejahat jalanan.

Mobil Mitsubishi tersebut memiliki sejumlah kelengkapan teknologi. Di antaranya dukungan alat komunikasi dan pelacak satelit atau General Packet Radio Service (GPRS). "Meski besar, mobil ini mampu bergerak hingga 240 kilometer per jam," kata Kepala Polresta Kediri Ajun Komisaris Besar Polisi Ratno Kuncoro, Senin, 28 November 2011.

Mobil akan diserahkan kepada tiga kepolisian sektor (polsek) di wilayah Kediri Kota dan daerah rawan di sepanjang jalan. Dengan bantuan mobil tersebut jumlah armada patroli yang dimiliki masing-masing polsek menjadi dua unit. Sebelumnya setiap polsek memiliki satu unit mobil Mitsubishi Kuda.

Dalam peluncuran mobil baru di halaman Polresta Kediri, Ratno meminta anggotanya lebih rajin berpatroli. Dengan kelengkapan GPRS, Ratno bisa memantau pergerakan kendaraan setiap saat. "Jangan malah sering parkir di markas," ujarnya.

Kepala Sub-Bagian Humas Polresta Kediri, Ajun Komisaris Polisi Surono, mengatakan mobil akan selalu berada di jalanan sebagai unit reaksi cepat. Setiap laporan kejahatan akan langsung direspons petugas dengan cepat. "Dengan mobil ini anggota polisi bisa lebih cepat ke lokasi kejahatan," tutur dia.

Dengan adanya mobil tersebut diharapkan kegiatan balapan liar sepeda motor di sejumlah ruas jalan bisa diatasi. Sebab polisi dipastikan bisa mengejar para pembalap yang selama ini meresahkan warga kota.

Kepolisian Kediri juga akan menambah pemasangan circuit closed televition (CCTV) di ruas jalan. CCTV tersebut terkoneksi langsung markas komando operasional di Polresta. Pemasangan CCTV bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Kota Kediri untuk memantau kondisi jalan raya. Sistem ini nantinya juga akan terkoneksi dengan Mabes Polri di Jakarta.